Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari keterkaitan dengan suatu organisasi atau perusahaan. Suatu organisasi atau perusahaan tentu sangat tidak mungkin bisa berkembang dan maju tanpa adanya sumber daya manusia yang kompeten didalamnya. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dengan pertumbuhan tenaga kerja yang pesat, sumber daya manusia dituntut memiliki keahlian dan kemampuan yang memadai sehingga mereka memang layak untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. melihat hal tersebut maka pada kesempatan yang baik ini saya akan mengulas sebuah makalah yang membahas mengenai "Pentingnya Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Kerja". materi yang saya gunakan didalam makalah ini saya ambil dari berbagai sumber di internet tentunya dengan refrensi dari dosen pembimbing saya yang kebetulan saya merupakan salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di Bali jurusan Profesi Administrasi Rumah Sakit.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia
sendiri adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam
suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial
maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi
membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi
atau kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas
dan kualitas (M.M. Papayungan, 1995: 110). Potensi manusia yang nantinya
ditunjukkan dalam aspek yang salah satunya adalah kualitas, hanya dapat dicapai
dengan adanya pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut diperlukan karena
sumber daya manusia merupakan factor yang paling mempengaruhi kehidupan.
Kemampuan manusia untuk mempengaruhi alamnya menunjukkan bahwa posisi SDM
sangat sentral adanya. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang ada hendaklah
dikembangkan sedemikian rupa guna mencapai kesejahteraan. Pengembangan SDM ini
amat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan
produktivitas SDM dan juga memiliki tujuan-tujuan terntentu yang pastinya harus
dicapai demi kemajuan pembangunan suatu bangsa.
Pelatihan
dan pengembangan SDM yang tepat, dapat memberikan efek yang baik kepada karyawan.
Karyawan dapat mengembangkan diri dan mampu memahami seluk-beluk pelaksanaan
pekerjaan lebih mendalam, dapat memahami perkembangan perusahaan,
memahami sasaran yang akan dicapai perusahaan, mengerti akan perlunya kerjasama
dalam melaksanakan pekerjaan, dapat dengan mudah memahami Informasi yang
disampaikan perusahaan, dapat memahami setiap kesulitan-kesulitan yang dihadapi
perusahaan, mampu melakukan hubungan-hubungan dengan lingkungan, mampu memahami
kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan, mampu memahami
sistem dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas perusahaan, mampu
memahami dan menerapkan perilaku yang mendukung dan dituntut perusahaan.
Dalam
makalah ini penulis akan memabahas mengenai Metode dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Sumber
Daya Manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
didapatkan beberapa rumusan masalah anatara lain sebagai berikut:
- Apakah yang dimaksud dengan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Apakah tujuan dari adanya Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Seberapa pentingkah Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Metode seperti apakah yang bisa dipakai didalam Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
- Bagaimanakah Evaluasi terhadap metode-metode Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan?
2.3
Tujuan
Adapun tujuan yang hendak
dicapai didalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui tujuan dari Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui metode-metode didalam Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
- Untuk mengetahui evaluasi terhadap metode-metode Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu
upaya untuk mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui
proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau pegawai
untuk mencapai suatu hasil optimal.
Pengembangan sumber daya manusia berkaitan
dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program
training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas
program-program tersebut (Armstrong, 1997:504)
Pengembangan sumber daya manusia dapat
didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang
dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan
untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan
datang (Harrish and Desimone, 1992:2)
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu
usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam
meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program
pelatihan, pendidikan, dan pengembangan (Mondy and Noe, 1990:270)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan Sumber
Daya Manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam
memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap yang
dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas
yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan
tetapi menyangkut aspek karier dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain, pengembangan
sumber daya manusia berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karier yang
didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam memcapai tujuan organisasi.
2.2
Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Secara
umum tujuan pengembangan SDM adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai
orang orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk
meningkatkan kinerja dan pertumbuhan (Armstrong, 1997:507). Tujuan tersebut di
atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi
mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaaan mereka secara efektif. Selain itu perlu pula
diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan SDM ini, kinerja individual dan
kelompok adalah subyek untuk peningkatan yang berkelanjuktan dan bahwa
orang-orang dalam organisasi dikembangkan dalam cara yang sesuia untuk
memaksimalkan potensi serta promosi mereka.
Adapun
tujuan dari adanya pengembangan Sumber Daya Manusia ini dapat diuraikan sebagai
berikut
1)
Meningkatkan Produktivitas Kerja
Dengan pengembangan,
produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi
semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill
karyawan yang semakin baik.
2)
Mencapai Efisiensi
Pengembangan SDM bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya
mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya
saing perusahaan semakin besar.
3)
Meminimalisir Kerusakan
Pengembangan SDM bertujuan
untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan
semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya
4)
Mengurangi Kecelakaan
Pengembangan bertujuan
untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan
yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
5)
Meningkatkan Pelayanan
Pengembangan bertujuan
untuk meningkatkan pelaayanan yang lebih baik dari SDM kepada nasabah
perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang
sangat penting bagi rekana-rekanan perusahaan bersangkutan.
6)
Memelihara Moral Pegawai
Dengan pengembangan moral
SDM akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan
pekerjaannya sehinggamereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan
baik.
7)
Meningkatkan Peluang Karier
Dengan pengembangan,
kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian,
keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya
didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
8)
Meningkatkan Kemampuan Konseptual
Dengan pengembangan, SDM
semakin cakap dan cepat dalam memgambil keputusan yang lebih baik, karena
technical skill, human skill, dan managerial skill nya lebih baik
9)
Meningkatkan Kepemimpinan
Dengan pengembangan,
kepemimpinan seorang manager akan lebih baik, human relationsnya lebih luwes, motivasinya
lebih terararh sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin
harmonis.
10) Peningkatan
Balas jasa
Dengan pengembangan, balas
jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) SDM akan meningkat karena prestasi
kerja mereka semakin besar.
11) Peningkatan
Pelayana Kepada Konsumen
Pengembangan SDM akan
memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan
memperioleh barang atau jasa yang lebih bermutu. (Malayu Hasibuan,2000:70-72)
2.3 Pentingnya
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih
dahulu ditetapkan suatu program pengembangan sumber daya manusia. Progam
pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan
kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan
perusahaan saat ini maupun masa depan. Pengembangan haruslah bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya
manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya
karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan
semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber
daya manusia yang ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar
bekerja efektif, efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya
saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan
nonkarier maupun karier bagi sumber daya manusia melalui latihan dan
pendidikan.
Pimpinan dalam suatu perusahaan semakin menyadari bahwa sumber daya
manusia yang baru saja memasuki dunia kerja pada umumnya hanya memiliki kecakapan
teoritis saja dari bangku kuliah ataupun dari jenjang pendidikan yang baru saja
mereka tempuh. Jadi, pengembangan perlu dilakukan, karena untuk melatih dan
meningkatkan kemampuannya secara nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pengembangan sumber daya manusia ini sangatlah penting dan membutuhkan dana
yang besar dalam pengusahaannya, akan tetapi dngan biaya yang besar tersebut
hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Karena denga hal
ini, maka sumber daya manusia yang ada akan terampil dan cakap, sehingga ketika
mereka menyelesaikan pekerjaannya (melakukan) maka mereka akan bekerja lebih
efektif, efisien, mengurangi pemborosan bahan baku dan peralatan maupun
perlengkapan lainnya akan lebih awet dalam pemeliharaannya. Hasil kerjanya pun
akan lebih baik yang akan berimbas pula pada meningkatnya daya saing
perusahaan. Dengan daya saing yang besar ini, maka akan dapat dipastikan bahwa
perusahaan tersebut nantinya akan memiliki peluang yang lebih baik agar mampu
memperoleh laba yang maksimal maupun tujuan yang telah ditetapkan pada awal
akan tercapai secara keseluruhan. Imbasnya bagi sumber daya manusia yang ada
maka akan memdapatkan penghargaan berupa gaji yang maksimal, sehingga dapat
digunakan untuk sarana memperbaiki diri dan juga penyemangat dalam bekerja.
Pengembangan sumber daya manusia sendiri juga dapat dibedakan menjadi
dua, yakni pengembangan sumber daya manusia secara makro dan secara mikro.
Pengembangan sumber daya secara makro penting sekali dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya secara makro ini
bertumpu pada pengertian bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah
dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya
alam yang ada, atau setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat
secara tepat guna. Karena SDM yang telah dikembangkan sedmikian rupa, akan
memiliki skill yang cukup untuk memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan.
Yang kedua adalah pengembangan sumber daya manusia secara mikro.
Pengembangan sumber daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada
pengoptimalan hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan.
Baik secara makro maupun mikro, pengembangan sumber daya manusia
jelaslah menuju pada sasaran yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang nantinya akan bermuara pada pembangunan bangsa. Dalam pembangunan suatu
bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumber daya (resources) baik
SDA atau Natural resources maupun SDM atau human resources. Kedua sumber daya
ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Namun untuk
mendukung suatu pembangunan, SDM adalah yang terpenting , karena jika sebuah
negara memiliki suatu SDM yang terampil dan berkualitas maka ia akan mampu
mengelola SDA yang jumlahnya terbatas.
Untuk Negara-negara berkembang, dimana terdapat “Labour Surplus Economy”
artinya modal pembangunan tak dapat dituangkan hanya pada tersedianya atau
kemungkinan tersedianya dana investasi. Pembanguan tersebut akan terlalu mahal
dan juga akan mengalami hambatan apabila sesuatu waktu sumber investasi menjadi
terbatas, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat. Selain itu
jumlah SDM yang besar hendaknya dijadikan sebagai keunggulan karena jumlah
penduduk yang besar apabila dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja yang
efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan
bagi usaha – usaha disegala bidang.
2.4 Metode
dan Prosedur Pengembangan Sumber Daya Manusia
Untuk
mengembangkan kemampuan karyawan dalam perusahaan, Departemen SDM dalam
perusahaan dapat menerapkan beberapa metode yang dirasa efektif guna mencapai
tujuan yang diharapkan perusahaan. Metode pelatihan yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat
dikembangkan oleh suatu organisasi.
Berikut
jenis metode yang dapat dipilih untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam
suatu perusahaan:
1.
Metode Pelatihan
Pelatihan (training) adalah salah satu
jenis proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar
sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Jenis Metode Pelatihan yang dapat dipilih
untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain sebagai berikut:
1). On The
Job Training
On the Job Training (OT) atau disebut juga dengan pelatihan
dengan instruksi pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dimana para pekerja
atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang riil, di bawah bimbingan
dan supervisi dari pegawai yang telah berpengalaman atau seorang supervisor. Salah
satu pendekatan On the Job
Training yang sistematis
adalah Job Instruction
Training (JIT). Melalui
sistem ini, instruktur pertama kali memberikan pelatihan kepada supervisor, dan
selanjutnya supervisor memberikan pelatihan kepada pekerja. Pegawai mempelajari
pekerjaannya dengan mengamati
pekerja lain yang
sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya.
Adapun bentuk pelatihan on the job training antara lain, sebagai berikut:
Adapun bentuk pelatihan on the job training antara lain, sebagai berikut:
a)
Coaching/Pendampingan
Karyawan dibimbing, diarahkan oleh atasan / supervisor
/ karyawan lain yang lebih berpengalaman. Hungan mereka serupa dengan hubungan
karyawan- tutor. Cara ini dapat berjalan efektif apabila periode selama
bimbingan dan umpan balik diperpanjang.
b)
Rotasi Pekerjaan
Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi karyawan agar mendapatkan variasi
kerja, para pengajar memindahkan para peserta pelatihan dari tempat kerja yang
satu ke tempat kerja yang lainnya. Setiap perpindahan umumnya didahului dengan
pelatihan pemberian instruksi kerja. Disamping memberikan variasi kerja bagi
karyawan, pelatihan silang (crossing
training) turut
membantu organisasi ketika ada karyawan yang cuti, tidak hadir,
perampingan atau terjadi pengunduran diri. Partisipasi para peserta dan tingkat
transfer pekerjaan yang tinggi menjadi sarana belajar untuk menghadapi rotasi
kerja.
c)
Magang/Apprenticeship
Training
Merupakan pembelajaran bagi karyawan baru kepada
karyawan lama yg lebih berpengalaman.
d)
Pelatihan
Instruksi Jabatan (Job Instruction Training)
Diberikan untuk pekerjaan yang terdiri dari urutan
langkah-langkah yang logis. Semua langkah perlu ditata dalam urutan yang tepat.
Petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan yang sedang
dilakukan. Contoh sederhana: mengoperasikan mesin pintal benang.
e)
Planned Progression
Yaitu pemindahan karyawan dalam salura-saluran yang
telah ditentukan melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda.
2). Off The Job Training
Teknik pelatihan yang dilakukan di luar waktu kerja, dan
berlangsung di lokasi jauh dari tempat kerja, agar perhatian peserta lebih
terfokus. Peserta pelatihan menerima presentasi tentang aspek tertentu,
kemudian mereka diminta memberikan tanggapan sebagaimana dalam kondisi yang
sebenarnya. Dalam tehnik ini juga digunakan metode simulasi.
Adapun keuntungan Off The Job Training :
Adapun keuntungan Off The Job Training :
- Trainer/Instruktur harus lebih trampil dalam mengajar, karena tidak ada tuntutan pekerjaan yang lain.
- Trainer/karyawan terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi kerja, sehingga mampu konsentrasi lebih baik/ lebih terfokus perhatiannya.
- Tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan di perusahaan.
- Waktu dan perhatian lebih memadai
Adapun bentuk dari metode Off the Job Training sebagai berikut:
a) Ceramah
Kelas dan Presentasi Video
Ceramah dan teknik lain dalam Off the Job Training tampaknya mengandalkan komunikasi
daripada memberi model. Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan
sisi ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik,
transfer dan repetisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat
meningkat dengan adanya diskusi selama ceramah. Televisi, film, slide dan film
pendek sama dengan ceramah. Material organisasi yang bermakna menjadi
kekuatannya, bersamaan dengan minat audiens.
3). Metode Simulasi
Permainan
simulasi dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama simulasi yang melibatkan
simulator yang bersifat mekanik (mesin) yang mengandalkan aspek-aspek utama
dalam suatu situasi kerja. Simulasi mengemudi yang digunakan dalam kursus
mengemudi adalah suatu contoh. Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan
dan pengembangan, metode ini sering berupa games atau permainan. Para pemain
membuat suatu keputusan, dan komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai
dengan kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer. Teknik ini umumnya
digunakan untuk melatih para manajer, yang mungkin tidak boleh menggunakan
metode trial and error untuk mempelajari pembuatan keputusan.
Adapun bentuk pelatihan
Simulasi antara lain sebagai berikut:
a)
Studi Kasus (Case Study)
Metode kasus adalah metode pelatihan yang
menggunakan deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang dihadapi
oleh organisasi atau organisasi lain. Manajemen diminta mempelajari kasus
untuk mengidentifikasi menganalisis masalah, mengajukan solusi, memilih solusi
terbaik dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan instruktur adalah
sebagai katalis dan fasilitator. Seorang instruktur yang baik adalah instruktur
yang dapat melibatkan setiap orang untuk mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan.
Dengan mempelajari suatu kasus, para peserta
pelatihan mempelajari suatu keadaan yang bersifat riil atau hipotesis dan
tindakan lain yang diambil dalam keadaan seperti itu. Disamping mempelajari
dari kasus tersebut, peserta dapat mengembangkan keahlian-keahlian dalam
mengambil keputusan.
b)
Role Playing
Role
Playing adalah metode pelatihan yang merupakan
perpaduan antara metode kasus dan program pengembangan sikap. Masing-masing
peserta dihadapkan pada suatu situasi dan diminta untuk memainkan peranan, dan
bereaksi terhadap taktik yang dijalankan oleh peserta yang lain. Kesuksesan
metode ini tergantung dari kemampuan peserta untuk memainkan peranannya sebaik
mungkin.
c)
Management Games
Management
games menekankan pada pengembangan kemampuan
problem -solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah timbulnya integrasi atas berbagai
interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen melalui keputusan yang diambil,
umpan balik dari keputusan, dan persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat
dengan data-data yang tidak cukup.
d) Permainan
Peran dan Model Perilaku
Permainan peran adalah alat yang mendorong
peserta untuk membayangkan identitas lain. Misalnya, pekerja pria dapat
membayangkan peran supervisor wanita dan sebaliknya. Kemudian keduanya
ditempatkan dalam situasi kerja tertentu dan diminta memberikan respon
sebagaimana harapan mereka terhadap lainnya. Idealnya meraka harus dapat
melihat diri mereka sebagaimana orang lain melihat mereka. Tehnik ini juga
digunakan untuk mengubah sikap, misalnya untuk meningkatkan pemahaman rasial,
juga membantu mengembangkan keterampilan interpersonal.
4). Metode Balai Pelatihan
(Vestibule Training)
Merupakan alternatif untuk mengatasi kekurangan pada metode
pelatihan di tempat kerja (on the job). Jenis pekerjaan yang dilatih adalah mirip
dengan pelatihan di tempat kerja. Cocok digunakan bila jumlah peserta pelatihan
melebihi kemampuan supervisior lini.
5). Metode Praktik Laboratorium
Pelatihan di laboratorium dirancang untuk meningkatkan keterampilan
interpersonal. Juga dapat digunakan untuk membangun perilaku yang diinginkan
untuk tanggung jawab pekerjaan di masa depan. Peserta mencoba untuk
meningkatkan keterampilan hubungan manusia dengan lebih memahami diri sendiri
dan orang lain. Pengalaman berbagi perasaan dan memahami perasaan, perilaku, persepsi
dan reaksi merupakan hasilnya. Biasanya profesional terlatih menjadi
fasilitator.
6).Belajar Mandiri dan Proses Belajar Terprogram
Materi instruksional yang direncanakan
secara tepat dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan para karyawan. Materi-materi
ini sangat membantu apabila para karyawan itu tersebar secara geografis
(berjauhan jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan interaksi
singkat saja. Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset
rekaman atau video. Beberapa prinsip belajar tercakup dalam tipe pelatihan ini.
2.
Metode Pendidikan
Pendidikan (education) sumber daya
manusia merupakan proses pengembangan jangka panjang yang mencakup pengajaran
dan praktek sistematik yang menekankan pada konsep-konsep teoritis dan abstrak.
2.5 Evaluasi
Terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia
Evaluasi
pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil program
pelatihan sehingga akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang
sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses
untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program
pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan pada peninjauan kembali
proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dampak pelatihan yang dikaitkan
dengan kinerja SDM. Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari
program pelatihan, mengingat telah
banyak menghabiskan waktu, energi, serta biaya untuk pelaksanaannya. Agar
pelatihan tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan
secara teratur. Evaluasi suatu program pelatihan diperlukan untuk mengetahui
seberapa jauh peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap staf terjadi dan
seberapa besar penerapannya dalam memberikan arti atau pengaruh pada
dirinya, kelompok dan organisasinya.
2.5.1 Tujuan Dari Evaluasi Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Adapun tujuan dari program evaluasi pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain, sebagai berikut:
2.5.1 Tujuan Dari Evaluasi Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Adapun tujuan dari program evaluasi pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain, sebagai berikut:
- Menemukan dan menganalisa informasi mengenai pencapaian tujuan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
- Mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap kinerja hasil implementasinya.
- Mengetahui dengan cepat kemungkinan utnuk perbaikan dan sinkronisasi program pelatihan sesuai dengan perkembangan situasi dalam organisasi.
- Mengetahui reaksi peserta terhadap sebagian atau keseluruhan program pelatihan
- Mengetahui hasil pembelajaran peserta
- Mengantisipasi tindakan tertentu ketika diperlukan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan
- Mengetahui hasil pelaksanaan pelatihan dan pengaruhnya terhadap kinerja serta masalah-masalahnya.
- Mengetahui opini pemimpin dan bawahan peserta mengenai hasil pelatihan
- Mengetahui hubungan hasil pelatihan serta dampaknya bagi organisasi di tempat peserta bekerja.
2.5.2
Evaluasi Program – Program Pelatihan Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Evaluasi setelah
pelatihan pada tingkat perilaku dalam pekerjaan sangat penting, karena
belum tentu pengetahuan dan pengalaman pembelajaran yang diperoleh dapat
diterapkan dalam pekerjaan, tetapi perilaku yang baik dalam pekerjaan merupakan
gabungan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pelatihan mestilah di evaluasi dengan
sistematis mendokumentasikan hasil-hasil pelatihan dari segi bagaimana
sesungguhnya peserta pelatihan berperilaku kembali pada pekerjaan mereka dan
relevansinya perilaku peserta pada tujuan-tujuan perusahaan. Dalam menilai
manfaat atau kegunaan program pelatihan, perusahaan mencoba menjawab empat
pertanyaan (Simamora, 1997):
- Apakah terjadi perubahan?
- Apakah perubahan disebabkan oleh pelatihan?
- Apakah perubahan secara positif berkaitan dengan pencapaian tujuan-tujuan organisasional
- Apakah perubahan yang serupa terjadi pada partisipan yang baru dalam program pelatihan yang sama?
Evaluasi
membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program pelatihan pada perilaku
sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun pengukuran efektifitas
penilaian meliputi penilaian (Simamora, 1997):
- Reaksi-reaksi yaitu bagaimana perasaan partisipan terhadap program.
- Belajar yaitu pengetahuan, keahlian, dan sikap-sikap yang diperoleh sebagai hasil dari pelatihan.
- Perilaku yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada pekerjaan sebagai akibat dari pelatihan.
- Hasil-hasil yaitu dampak pelatihan pada keseluruhan efektifitas organisasi atau pencapaian pada tujuan – tujuan organisasional.
Pengukuran
reaksi dan belajar yang bersangkut paut dengan hasil-hasil program pelatihan
saja disebut dengan kriteria internal. Pengukuran perilaku dan hasil-hasil yang
mengindikasikan dampak pelatihan pada lingkungan pekerjaan disebut sebagai
kriteria eksternal yaitu dukungan dari pihak manajemen memberi kesempatan
peserta pelatihan mempraktikkan apa yang telah mereka peroleh dari pelatihan.
Adanya
pengukuran efektivitas pelatihan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program maupun instruktur/pelatih dapat
menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya demikian pula dengan
pembelajaran mereka apakah mereka mempelajari prinsip - prinsip, ketrampilan,
dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari. Selanjutnya dapat untuk
mengetahui apakah perilaku peserta berubah karena program pelatihan atau bukan.
Terakhir dengan melihat hasil dari pelatihan apakah sesuai dengan tujuan
pelatihan yang ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan
diatas maka didapatkanlah beberapa kesimpulan antara lain, sebagai berikut:
1) Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan sikap yang
dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang.
2) Adapun tujuan dari adanya pengembangan Sumber
Daya Manusia ini antara lain seperti meningkatkan produktivitas kerja, mencapai
efisiensi, meminimalisir kerusakan, mengurangi
kecelakaan, meningkatkan pelayanan, memelihara
moral pegawai, meningkatkan peluang karier, meningkatkan
kemampuan konseptual, meningkatkan kepemimpinan, peningkatan
balas jasa, serta peningkatan pelayana kepada
konsumen
3) Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting
manfaatnya karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan
teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis.
Setiap sumber daya manusia yang ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja)
dituntut agar bekerja efektif, efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik
sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
4)Untuk
mengembangkan kemampuan karyawan dalam perusahaan, Departemen SDM dalam
perusahaan dapat menerapkan beberapa metode yang dirasa efektif guna mencapai
tujuan yang diharapkan perusahaan. Metode pelatihan yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang dapat
dikembangkan oleh suatu organisasi.
5) Evaluasi
pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan
pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta
dampak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja SDM.
6) Adapun
tujuan dilakukannya evaluasi terhadap pelatihan adalah untuk mengetahui apakah
suatu program pelatihan dapat berpengaruh baik terhadap perusahaan dan sumber
daya manusia itu sendiri.
7) Adanya pengukuran efektivitas pelatihan yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa evaluasi pelatihan baik mengenai program
maupun instruktur/pelatih dapat menjadi umpan balik untuk pelatihan selanjutnya
demikian pula dengan pembelajaran mereka apakah mereka mempelajari prinsip - prinsip,
ketrampilan, dan fakta-fakta yang seharusnya mereka pelajari.
3.2
Saran
Saran saya selaku
penulis makalah ini sebaiknya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
suatu perusahaan tetap dilakukan karena melihat peranannya yang dirasa sangat
penting untuk kelangsungan perusahaan dan menambah kompetensi karyawan dalam
suatu perusahaan atau organisasi tentunya dengan berbagai jenis metode yang
dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM).
Pengumpulan tugas juga sebaiknya tidak dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk file berbasis komputer sehingga mengurangi beban mahasiswa didalam pengeluaran.
Pengumpulan tugas juga sebaiknya tidak dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk file berbasis komputer sehingga mengurangi beban mahasiswa didalam pengeluaran.
DAFTAR PUSTAKA
- https://chevichenko.wordpress.com/2009/11/26/tujuan-dan-manfaat-pengembangan-sumber-daya-manusia/ diakses pada 28 April 2017
- http://www.kajianpustaka.com/2016/02/pengertian-dan-fungsi-manajemen-sumber-daya-manusia.html diakses pada 28 April 2017
Demikian Postingan saya hari ini mengenai Makalah pentingnya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Kerja. Semoga bermanfaat untuk kalian yang lagi mencari tambahan refrensi.
Makalah pentingnya pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) Untuk Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Kerja, Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Makalah Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengertian Sumber Daya Manusia, Metode Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terimakasih .sangat membantu sekali dalam gambaran untuk penyusunan makalah tentang SDM.
ReplyDeleteSama-sama gan, semoga bermanfaat
Deleteterima kasih atas sharingnya, pengembangan sdm sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan
ReplyDelete