MAKALAH LOGISTIK SISTEM PENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS

MAKALAH LOGISTIK
SISTEMPENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS


DISUSUN OLEH : I WAYAN WIJANA 
  

SURYA ACADEMY

TAHUN PELAJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR
      Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
     Dan harapan saya selaku  penulis makalah semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
          Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
         

Denpasar, 25 Pebruari 2017


            Penulis   



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................       i
KATA PENGANTAR ............................      ii
DAFTAR ISI ..........................................     iii
BAB I PENDAHULUAN.......................      1
1.1  Latar belakang ..............................      1
1.2  Rumusan masalah..........................      1
1.3  Tujuan............................................      1
1.4  Mnafaat .........................................      2
BAB II PEMBAHASAN .......................      3
2.1  Pengertian Rumah Sakit...............      3
2.2  Manajemen Logistik.....................      3
2.2.1 Tujuan Manajemen Logistik ..      4
2.2.2 Fungsi Manajemen Logistik....     5
2.3  Definisi Penyimpanan ....................      6
2.3.1 Sistem Penyimpanan Persediaan Medis Rumah Sakit ..      6
2.3.2 Sistem Penyimpanan Persediaan Non Medis Rumah Sakit ..      8
BAB III PENUTUP....................................    10
3.1  Kesimpulan.......................................    10
3.2  Saran..................................................    11
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang  didalamnya  membawa fungsi  sosial, namun bersamaan  dengan  perkembangan yang pesat,  rumah  sakit  bukan lagi mengemban fungsi  sosial  saja  melainkan sudah merambah  dunia  bisnis  yang  penuh  persaingan dan penuh strartegi-strategi  tertentu untuk tetap bertahan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat  (Aditama, 2004). Oleh karena  itu  dibutuhkan  pengelolaan  layanan  jasa kesehatan  yang baik dari rumah  sakit  agar   pelayanan jasa kesehatan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan  pengguna layanan  jasa  kesehatan.
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan memenuhi prinsip kemanusiaan dalam rangka mewujudkan drajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu (Septi, 2008)
Dalam memberikan pelayanan jasa kesehatan yang baik dan bermutu maka diperlukan   kerja sama yang baik dari tenaga kerja yang ada di rumah sakit,   peran yang diberikan sesuai dengan profesi yang dimiliki oleh para tenaga   medis   maupun non medis. Salah satu peran yang penting dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah peran unit logistik medis dan non medis.
Didalam unit logistik ini berlangsung beberapa proses baik dari awal barang datang, penyimpanan hingga pada proses pendistribusian barang baik itu barang medis ataupun non medis. Namun dalam hal ini penulis akan membuat makalah yang berjudul “Sistem Penyimpanan Persediaan Medis dan Non Medis di Rumah Sakit

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakanbg diatas,maka didapatkan beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah system penyimpanan persediaan medis di rumah sakit?
2.      Bagaimanakah system penyimpanan persediaan non medis di rumah sakit?
1.3 Tujuan
            Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui sistempenyimpanan persediaan medis di rumah sakit
2.      Untuk mengetahui system penyimpanan persediaan non medis di rumah sakit

1.4 Manfaat
            Adapun manfaat yang didapatgkan dari penyusunan makalah ini antara lain, sebagai berikut:
1.      Manfaat bagi penulis
Dengan adanya penyususanan makalah ini, mahasisiwa bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai system penyimpanan persediaan medis dan non medis di rumah sakit
2.      Manfaat bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan pembaca serta dapat menjadi acuan dalam penyusunan tugas kuliah.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rumah Sakit
            Undang-undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit mendefinisikan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Berdasarkan fungsinya rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga sebagian besar dikelompokkan dalam organisasi sektor publik yang tidak berorientasi mencari keuntungan, kecuali beberapa rumah sakit yang didirikan oleh Perseroan Terbatas (PT) yang memang bertujuan menambah pendapatan. (Nordiawan & Hertianti, 2010: 59). Menurut WHO Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna, pelayanan kuratif, pelayanan preventif, pelayanan rawat jalan, pusat latihan tanaga kesehatan dan pusat penelitian biomedik.
Adapun tujuan adanya rumah sakit menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:

  • Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
  • Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit,
  • Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah  sakit, serta
  • Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan Rumah sakit.


2.2 Manajemen Logistik
          Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer  bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif  berarti  bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sedangkan Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dn penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
Manajemen Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencananaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat, sehingga manajemen logistic mampu menjawab tujuan dengan bahan logistic setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (subagya,1994)

2.2.1. Tujuan Manajemen Logistik
Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:

  • Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
  • Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya paling rendah.
  • Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.
Dalam menjalankan suatu perusahaan atau organisasi tidak dapat melepaskan peran logistik. Dua alasan utama mengapa logistik diperlukan dalam menjalankan usaha:
(1)Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit operasional untuk mendukungkegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
(2)Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan efesiensi perusahaan dan akhirnya akanmenentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan.


2.2.2        Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Syafrudin (2009), Fungsi anonymc dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan anonymc sebagai berikut :
(1).Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan anonymc adalah merencanakan kebutuhan anonymc yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007).
(2).Fungsi Penganggaran
Penganggaran (anonymc), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari)
(3)Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. 
(4)Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang.
(5)Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya  (Subagya: 1994)
(6)Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 
(7)Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah anonym pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen anonymc yang sedang atau telah berlangsung.

2.3      Definisi Penyimpanan
          Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. (anonym 2008). Sedangkan menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (2004) penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat – obat yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
          Adapun tujuan dari adanya penyimpanan ini dalam suatu  rumah sakit berdasarkan pada Depkes RI (2004) menyatakan bahwa tujuan penyimpanan antara lain:

  • Aman, setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dan terhindar dari kerusakan.
  • Awet, barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya, ukuran, fungsinya, dan lain-lain.
  • Cepat, Cepat dalam penanganan barang berupa menaruh atau menyimpan mengambil dan lain-lainnya.
  • Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi lima prinsip tepat, tepat barang, kondisi jumlah, waktu dan harganya.
  • Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
  • Mudah,

2.3.1 Sistem Penyimpanan Persediaan Medis di rumah Sakit
            Salah satu persedian medis yang sangat penting dalam suatu rumah sakit adalah obat. Obat menjadi tujuan utama seseorang memakai jasa pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu system penyimpanan persedian medis ini sangat penting untuk dilakukan tentunya dengan prosedur yang tepat dan benar.
Adapun tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a)    Untuk memelihara mutu obat
b)   Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c)    Menjaga kelangsungan persediaan
d)   Memudahkan pencarian dan pengawasan
Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut (Anonim, 2011)
a)      Persyaratan gudang
b)      Luas minimal 3 x 4 m2
c)      Ruang kering tidak lembab
d)     Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab
e)      Cahaya cukup
f)       Lantai dari tegel atau semen
g)      Dinding dibuat licin
h)      Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
i)        Ada gudang penyimpanan obat
j)        Ada pintu dilengkapi kunci ganda
k)      Ada lemari khusus untuk narkotika

            Untuk menjaga kualitas obat dan mengatur persediaan obat dalam suatu rumah sakit, maka ada beberapa system dalam penyimpanan persediaan obat dalam rumah sakit antara lain sebagai berikut:
(1).Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak memungkinkan obat yang sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu.
(2). Gunakan system FIFO (First in First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama diterima harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal pula.
(3).Menggunakan system FEFO (First Expired First Out) yang berarti obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan terlebih dahulu
(4).Susun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu secara rapi dan teratur.
(5).Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obatan yang berjumlah sedikit tetapi mahal harganya.
(6).Susun obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
(7).Susun obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan obat-obatan untuk pemakaian luar.
(8). Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
(9).Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas dapat dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan.
(10).Barang-barang yang memakan tempat seperti kapas dapat disimpan dalam dus besar, sedangkan dus kecil dapat digunakan untuk menyimpan obat-obatan dalam kaleng atau botol.
(11).Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam box masing-masing, ambil seperlunya dan susun dalam satu dus bersama obat-obatan lainnya. Pada bagian luar dus dapat dibuat daftar obat yang disimpan dalam dus tersebut.
(12).Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian maka perlu dilakukan rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada dibelakang yang dapat menyebabkan kadaluarsa obat

Adapun prosedur penyimpanan yang diterapkan menurut WHO dalam pedoman penyimpanan Obat Esensial dan Alat Kesehatan (2003) antara lain :
a)      Sesuai urutan abjad generic name
Sering digunakan dalam fasilitas kecil maupun besar.
b)      Therapeutic atau Pharmatologic
Sangat berguna untuk ruang penyimpanan yang kecil dan apabila penjaga ruang penyimpanan memiliki pengetahuan dalam pharmacology
c)      Dosage Form
Dalam system ini obat – obatan dikategorikan berdasarkan bentuknya.
d)     System Level
Item yang digunakan dalam system pelayanan kesehatan yang berbeda disimpan bersamaan
e)      Frequency of Use
Produk yang sering digunakan dan berpindah tempat dengan cepat disimpan diruangan bagian depan atau lebih dekat dengan area penggunaan.
f)       Random Bin
Dengan cara memberi kode ke tempat penyimpanan yang menunjukan posisi dan tempat obat tersebut disimpan. System ini membutuhkan komputerisasi.
g)      Commodity Coding
Setiap item memiliki artikel sendiri dan kode lokasi.

2.3.2 Sistem Penyimpanan Persediaan Non Medis di Rumah Sakit
            Logistik non medis di rumah sakit biasanya   merupakan barang kecil dan disebut dengan barang keperluan rumah tangga dari rumah sakit (Sabarguna, 2005). Walaupun terdiri dari barang kecil, sering murah harganya, tetapi logistik non medis dapat mengangkat  nama baik rumah sakit, seperti toilet di rumah sakit bila tidak ada risol maka toilet tersebut akan menjadi bau yang secara langsung maupun tidak   langsung mengganggu kenyamanan  kerja petugas di rumah sakit itu sendiri   maupun pengguna jasa   kesehatan  yang  ada di rumah  sakit tersebut.  Walaupun terdiri  dari barang yang kecil, namun  bila  dijumlahkan akan bernilai   rupiah besar apalagi dalam  jangka waktu  yang panjang. Kepentingan  tersebut  biasanya  baru terasa bila  terjadi  kasus  seperti  di atas, dan nantinya akan ada saling menyalahkan  diantara  yang  terlibat. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya diatur pengelolaan yang  sederhana tetapi  tepat,  tidak menjadi rumit dan
birokratis,  mudah untuk diikuti,  tepat  dan  menjamin   terjadinya  efisiensi.
Strategi persediaan yang dapat diterapkan untuk mengatasai masalah tersebut adalah menggunakan metode continuous review inventory, yaitu suatu metode persediaan yang melakukan mereviu item barang dan jumlah barang secara terus menerus sehingga nilai persediaan selalu dapat diketahui kapanpun. Risiko dan ketidakpastian dalam analisis persediaan disebabkan oleh banyak variable diantaranya adalah variasi dalam permintaan dan lead time, namun variasi ini diserap oleh Safety Stock (SS) yang berfungsi sebagai penyangga untuk mencegah persediaan habis terkait adanya gangguan secara tiba-tiba baik dari alam maupun lingkungan. Stock ini diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama masa Reorder Point (ROP).
Dalam inventory management, ada 3 hal yang harus diputuskan: (1) di level berapa kita harus memiliki stok (Safety Stock/SS), (2) kapan harus memesan kembali (Reorder Point/ROP) dan (3) berapa banyak ketika memesan (Economic Order Quantity/EOQ). Biaya persediaan ekonomis akan diperoleh dengan Economic Order Quantity (EOQ) yaitu jumlah pemesanan barang persediaan dapat meminimumkan total biaya persediaan. Total biaya persediaan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelian, pemesanan dan penyimpanan.








BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Berdasarkan pemaparan diatas, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit mendefinisikan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
2.  Manajemen Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencananaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat, sehingga manajemen logistic mampu menjawab tujuan dengan bahan logistic setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (subagya,1994)
3.  Ada beberapa tujuan manajemen logistic baik dari sedi Operasional, Keuangan, dan keutuhan atau keamanan.
4. Manajemen logistic mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi perencanaan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan, fungsi penyaluran (distribusi), fungsi penghapusan,  fungsi pengendalian,
5. Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. (anonim2008). Sedangkan menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (2004) penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat – obat yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
6.  Sistem penyimpanan persediaan medis di rumah sakit dapat dilakukan dengan system sesuai urutan abjad generic name,  sistem FIFO (First in First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama diterima harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal pula. Serta menggunakan system FEFO (First Expired First Out) yang berarti obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan terlebih dahulu
7.      Sistem penyimpanan persediaan non medis di rumah sakit dapat menggunakan sistem atau metode continuous review inventory, yaitu suatu metode persediaan yang melakukan mereviu item barang dan jumlah barang secara terus menerus sehingga nilai persediaan selalu dapat diketahui kapanpun.


3.2 SARAN
            Saran saya selaku penulis makalah ini sebaiknya tugas seperti ini tidak dikumpul dalam bentuk hard copy atau print out karena hal tersebut dapat menambah pengeluaran mahasiswa. Pengumpulan tugas makalah bisa lewat e-mail atau dalam bentuk soft copy sehingga lebih efisien.



DAFTAR PUSTAKA

Semoga bisa menjadi bahan refrensi untuk mahasiswa yang lagi mencari materi mengenai Sistem Penyimpanan Persediaan Medis Non Medis di Rumah Sakit
MAKALAH LOGISTIK SISTEM PENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS, Manajemen Logistik Sistem Penyimpanan Persediaan Medis, SISTEM PENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS 



Berkomentarlah dengan positif dengan bahasa yang sopan dan no-spam