MAKALAH LOGISTIK
SISTEMPENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS
DISUSUN OLEH : I
WAYAN WIJANA
SURYA ACADEMY
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Dan
harapan saya selaku penulis makalah semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini
Denpasar,
25 Pebruari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................. i
KATA PENGANTAR
............................ ii
DAFTAR ISI
.......................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................... 1
1.1 Latar
belakang .............................. 1
1.2 Rumusan
masalah.......................... 1
1.3 Tujuan............................................ 1
1.4 Mnafaat
......................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................... 3
2.1 Pengertian
Rumah Sakit............... 3
2.2 Manajemen Logistik..................... 3
2.2.1
Tujuan Manajemen Logistik .. 4
2.2.2
Fungsi Manajemen Logistik....
5
2.3 Definisi
Penyimpanan .................... 6
2.3.1
Sistem Penyimpanan Persediaan Medis Rumah Sakit .. 6
2.3.2
Sistem Penyimpanan Persediaan Non Medis Rumah Sakit .. 8
BAB III PENUTUP.................................... 10
3.1 Kesimpulan....................................... 10
3.2 Saran.................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang didalamnya
membawa fungsi sosial, namun
bersamaan dengan perkembangan yang pesat, rumah
sakit bukan lagi mengemban
fungsi sosial saja
melainkan sudah merambah
dunia bisnis yang
penuh persaingan dan
penuh strartegi-strategi tertentu untuk tetap bertahan dalam pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Aditama, 2004). Oleh karena itu
dibutuhkan pengelolaan layanan jasa kesehatan yang baik dari rumah sakit
agar pelayanan jasa kesehatan
yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan pengguna layanan jasa
kesehatan.
Rumah
sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
cepat, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan memenuhi
prinsip kemanusiaan dalam rangka mewujudkan drajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu (Septi, 2008)
Dalam memberikan pelayanan jasa kesehatan yang baik dan bermutu
maka diperlukan kerja sama yang baik
dari tenaga kerja yang ada di rumah sakit,
peran yang diberikan sesuai dengan profesi yang dimiliki oleh para tenaga medis
maupun non medis. Salah satu peran yang penting
dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah peran unit
logistik medis dan non medis.
Didalam unit logistik ini berlangsung beberapa proses baik dari
awal barang datang, penyimpanan hingga pada proses pendistribusian barang baik
itu barang medis ataupun non medis. Namun dalam hal ini penulis akan membuat
makalah yang berjudul “Sistem Penyimpanan
Persediaan Medis dan Non Medis di Rumah Sakit”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanbg diatas,maka didapatkan
beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
system penyimpanan persediaan medis di rumah sakit?
2.
Bagaimanakah
system penyimpanan persediaan non medis di rumah sakit?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam
penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
sistempenyimpanan persediaan medis di rumah sakit
2.
Untuk mengetahui
system penyimpanan persediaan non medis di rumah sakit
1.4
Manfaat
Adapun manfaat yang didapatgkan dari penyusunan
makalah ini antara lain, sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi penulis
Dengan adanya
penyususanan makalah ini, mahasisiwa bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai
system penyimpanan persediaan medis dan non medis di rumah sakit
2.
Manfaat bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan pembaca
serta dapat menjadi acuan dalam penyusunan tugas kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rumah Sakit
Undang-undang
Republik Indonesia No.44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit mendefinisikan rumah
sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. Berdasarkan fungsinya rumah sakit memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga sebagian besar dikelompokkan
dalam organisasi sektor publik yang tidak berorientasi mencari keuntungan,
kecuali beberapa rumah sakit yang didirikan oleh Perseroan Terbatas (PT) yang
memang bertujuan menambah pendapatan. (Nordiawan & Hertianti, 2010: 59). Menurut WHO Rumah Sakit adalah bagian integral dari
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna, pelayanan kuratif, pelayanan preventif, pelayanan rawat jalan, pusat
latihan tanaga kesehatan dan pusat penelitian biomedik.
Adapun tujuan adanya rumah sakit menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
Adapun tujuan adanya rumah sakit menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
- Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
- Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit,
- Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit, serta
- Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan Rumah sakit.
2.2
Manajemen Logistik
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Sedangkan Logistik merupakan suatu ilmu
pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dn penentuan kebutuhan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi
atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas
menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional suatu
instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan)
dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
Manajemen Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencananaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat, sehingga manajemen logistic mampu menjawab tujuan dengan bahan logistic setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (subagya,1994)
Manajemen Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai perencananaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat, sehingga manajemen logistic mampu menjawab tujuan dengan bahan logistic setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (subagya,1994)
2.2.1. Tujuan Manajemen
Logistik
Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:
Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau jasa dan pihak perusahaan atau organisasi tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu:
- Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
- Tujuan keuangan: dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya paling rendah.
- Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.
Dalam
menjalankan suatu perusahaan atau organisasi tidak dapat melepaskan peran
logistik. Dua alasan utama mengapa logistik diperlukan dalam menjalankan usaha:
(1)Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit operasional untuk mendukungkegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
(2)Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan efesiensi perusahaan dan akhirnya akanmenentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan.
(1)Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit operasional untuk mendukungkegiatan operasionalnya, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan logistik.
(2)Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efesiensi kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha dan efesiensi perusahaan dan akhirnya akanmenentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan.
2.2.2
Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Syafrudin (2009), Fungsi
anonymc dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan anonymc sebagai
berikut :
(1).Fungsi Perencanaan
(1).Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah
proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara
khusus perencanan anonymc adalah merencanakan kebutuhan anonymc yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:
2007).
(2).Fungsi Penganggaran
Penganggaran (anonymc),
adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan
dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya
(Subagya & Mustikasari)
(3)Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua
kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa
berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya
belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi.
(4)Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan
suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat
penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah
ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang.
(5)Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau
distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari
satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994)
(6)Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah
kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
(7)Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah anonym
pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap
langkah-langkah manajemen anonymc yang sedang atau telah berlangsung.
2.3
Definisi
Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. (anonym 2008). Sedangkan menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (2004) penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat – obat yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Adapun
tujuan dari adanya penyimpanan ini dalam suatu
rumah sakit berdasarkan pada Depkes RI (2004) menyatakan bahwa tujuan
penyimpanan antara lain:
- Aman, setiap barang/obat yang disimpan tetap aman dan terhindar dari kerusakan.
- Awet, barang tidak berubah warnanya, baunya, gunanya, sifatnya, ukuran, fungsinya, dan lain-lain.
- Cepat, Cepat dalam penanganan barang berupa menaruh atau menyimpan mengambil dan lain-lainnya.
- Tepat, dimana bila ada permintaan barang, barang yang diserahkan memenuhi lima prinsip tepat, tepat barang, kondisi jumlah, waktu dan harganya.
- Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
- Mudah,
2.3.1
Sistem Penyimpanan Persediaan Medis di rumah Sakit
Salah satu persedian medis yang
sangat penting dalam suatu rumah sakit adalah obat. Obat menjadi tujuan utama
seseorang memakai jasa pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu system penyimpanan
persedian medis ini sangat penting untuk dilakukan tentunya dengan prosedur
yang tepat dan benar.
Adapun
tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a) Untuk memelihara mutu obat
b) Menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab
c) Menjaga kelangsungan persediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan
Standar
penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut (Anonim, 2011)
a)
Persyaratan
gudang
b)
Luas minimal 3 x
4 m2
c)
Ruang kering
tidak lembab
d)
Ada ventilasi
agar ada aliran udara dan tidak lembab
e)
Cahaya cukup
f)
Lantai dari
tegel atau semen
g)
Dinding dibuat
licin
h)
Hindari
pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
i)
Ada gudang
penyimpanan obat
j)
Ada pintu
dilengkapi kunci ganda
k)
Ada lemari
khusus untuk narkotika
Untuk menjaga kualitas obat dan
mengatur persediaan obat dalam suatu rumah sakit, maka ada beberapa system
dalam penyimpanan persediaan obat dalam rumah sakit antara lain sebagai
berikut:
(1).Obat disusun
menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak memungkinkan obat yang
sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu.
(2). Gunakan system FIFO
(First in First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama diterima
harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang pertama biasanya
juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih awal pula.
(3).Menggunakan
system FEFO (First Expired First Out) yang berarti obat yang lebih awal
kadaluarsa harus dikeluarkan terlebih dahulu
(4).Susun obat yang
berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu secara rapi dan
teratur.
(5).Gunakan lemari
khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-obatan yang berjumlah sedikit tetapi
mahal harganya.
(6).Susun obat yang
dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada
tempat yang sesuai.
(7).Susun obat dalam
rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan obat-obatan untuk
pemakaian luar.
(8). Cantumkan nama
masing-masing obat pada rak dengan rapi
(9).Apabila gudang
tidak mempunyai rak maka dus-dus bekas dapat dimanfaatkan sebagai tempat
penyimpanan.
(10).Barang-barang yang memakan tempat seperti kapas
dapat disimpan dalam dus besar, sedangkan dus kecil dapat digunakan untuk
menyimpan obat-obatan dalam kaleng atau botol.
(11).Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan
obat tetap dalam box masing-masing, ambil seperlunya dan susun dalam satu dus
bersama obat-obatan lainnya. Pada bagian luar dus dapat dibuat daftar obat yang
disimpan dalam dus tersebut.
(12).Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian
maka perlu dilakukan rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada
dibelakang yang dapat menyebabkan kadaluarsa obat
Adapun
prosedur penyimpanan yang diterapkan menurut WHO dalam pedoman penyimpanan Obat
Esensial dan Alat Kesehatan (2003) antara lain :
a)
Sesuai urutan
abjad generic name
Sering digunakan dalam
fasilitas kecil maupun besar.
b)
Therapeutic atau
Pharmatologic
Sangat berguna untuk
ruang penyimpanan yang kecil dan apabila penjaga ruang penyimpanan memiliki
pengetahuan dalam pharmacology
c)
Dosage Form
Dalam system ini obat –
obatan dikategorikan berdasarkan bentuknya.
d)
System Level
Item yang digunakan
dalam system pelayanan kesehatan yang berbeda disimpan bersamaan
e)
Frequency of Use
Produk yang sering digunakan
dan berpindah tempat dengan cepat disimpan diruangan bagian depan atau lebih
dekat dengan area penggunaan.
f)
Random Bin
Dengan cara memberi
kode ke tempat penyimpanan yang menunjukan posisi dan tempat obat tersebut
disimpan. System ini membutuhkan komputerisasi.
g)
Commodity Coding
Setiap item memiliki
artikel sendiri dan kode lokasi.
2.3.2
Sistem Penyimpanan Persediaan Non Medis di Rumah Sakit
Logistik
non medis di rumah sakit biasanya merupakan
barang kecil dan disebut dengan barang keperluan rumah tangga dari rumah sakit (Sabarguna,
2005). Walaupun terdiri dari barang kecil, sering murah harganya, tetapi
logistik non medis dapat mengangkat nama
baik rumah sakit, seperti toilet di rumah sakit bila tidak ada risol maka
toilet tersebut akan menjadi bau yang secara langsung maupun tidak langsung mengganggu kenyamanan kerja petugas di rumah sakit itu sendiri maupun pengguna jasa kesehatan
yang ada di rumah sakit tersebut. Walaupun terdiri dari barang yang kecil, namun bila
dijumlahkan akan bernilai rupiah
besar apalagi dalam jangka waktu yang panjang. Kepentingan tersebut
biasanya baru terasa bila terjadi
kasus seperti di atas, dan nantinya akan ada saling
menyalahkan diantara yang
terlibat. Untuk menghindari hal ini, ada baiknya diatur pengelolaan
yang sederhana tetapi tepat,
tidak menjadi rumit dan
birokratis, mudah untuk diikuti, tepat
dan menjamin terjadinya
efisiensi.
Strategi persediaan yang dapat diterapkan untuk mengatasai masalah
tersebut
adalah menggunakan metode continuous review
inventory, yaitu suatu metode persediaan yang melakukan mereviu item barang
dan jumlah barang secara terus menerus sehingga nilai persediaan selalu dapat
diketahui kapanpun. Risiko dan ketidakpastian dalam analisis persediaan
disebabkan oleh banyak variable diantaranya adalah variasi dalam permintaan dan
lead time, namun variasi ini diserap oleh Safety Stock (SS) yang
berfungsi sebagai penyangga untuk mencegah persediaan habis terkait adanya
gangguan secara tiba-tiba baik dari alam maupun lingkungan. Stock ini
diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama masa Reorder
Point (ROP).
Dalam inventory management, ada 3 hal yang harus
diputuskan: (1) di level berapa kita harus memiliki stok (Safety Stock/SS),
(2) kapan harus memesan kembali (Reorder Point/ROP) dan (3) berapa
banyak ketika memesan (Economic Order Quantity/EOQ). Biaya
persediaan ekonomis akan diperoleh dengan Economic Order Quantity (EOQ)
yaitu jumlah pemesanan barang persediaan dapat meminimumkan total biaya
persediaan. Total biaya persediaan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan pembelian, pemesanan dan penyimpanan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas, maka didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik
Indonesia No.44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit mendefinisikan rumah sakit
sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat
2. Manajemen
Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni serta proses mengenai
perencananaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material atau alat – alat, sehingga manajemen
logistic mampu menjawab tujuan dengan bahan logistic setiap saat bila
dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (subagya,1994)
3. Ada beberapa
tujuan manajemen logistic baik dari sedi Operasional, Keuangan, dan keutuhan atau
keamanan.
4. Manajemen
logistic mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi perencanaan, fungsi
penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan, fungsi penyaluran (distribusi),
fungsi penghapusan, fungsi pengendalian,
5. Penyimpanan
adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat. (anonim2008). Sedangkan
menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (2004) penyimpanan obat adalah
suatu kegiatan pengamanan terhadap obat – obat yang diterima agar aman,
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
6. Sistem penyimpanan
persediaan medis di rumah sakit dapat dilakukan dengan system sesuai urutan
abjad generic name, sistem FIFO (First in First Out) dalam
penyusunan obat yaitu obat yang pertama diterima harus pertama juga digunakan
sebab umumnya obat yang datang pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan
akan kadaluwarsa lebih awal pula. Serta menggunakan system FEFO (First Expired
First Out) yang berarti obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan
terlebih dahulu
7.
Sistem penyimpanan
persediaan non medis di rumah sakit dapat menggunakan sistem atau metode continuous
review inventory, yaitu suatu metode persediaan yang melakukan mereviu item
barang dan jumlah barang secara terus menerus sehingga nilai persediaan selalu
dapat diketahui kapanpun.
3.2
SARAN
Saran saya selaku penulis makalah ini sebaiknya tugas
seperti ini tidak dikumpul dalam bentuk hard copy atau print out karena hal
tersebut dapat menambah pengeluaran mahasiswa. Pengumpulan tugas makalah bisa
lewat e-mail atau dalam bentuk soft copy sehingga lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Semoga bisa menjadi bahan refrensi untuk mahasiswa yang lagi mencari materi mengenai Sistem Penyimpanan Persediaan Medis Non Medis di Rumah Sakit
MAKALAH LOGISTIK SISTEM PENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS, Manajemen Logistik Sistem Penyimpanan Persediaan Medis, SISTEM PENYIMPANAN PERSEDIAAN MEDIS NON MEDIS
Berkomentarlah dengan positif dengan bahasa yang sopan dan no-spam