MAKALAH MUTU GUGUS KENDALI MUTU
OLEH : I WAYAN WIJANA
PROGRAM
ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
SURYA
ACADEMY
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Denpasar, 21 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................... 1
Kata Pengantar ..................................... 2
Daftar Isi ............................... ................ 3
BAB I Pendahuluan............................... 4
1.1 Latar belakang masalah................. 4
1.2 Perumusan masalah....................... 4
1.3 Tujuan............................................ 4
BAB II Pembahasan
.............................. 5
2.1
Pengertian Mutu
Pelayanan Kesehatan....... 5
2.2
Pengertian Gugus
Kendali Mutu................. 5
2.2.1 Langkah – langkah Aktual Pembentukan GKM.. 6
2.2.2 Mekanisme Kerja GKM ...................................... 7
2.2.3 Manfaat Gugus Kendali Mutu .................. 8
2.3
Pengertian
Manajemen Mutu............................ 8
2.3.1 Prinsip – prinsip Manajemen Mutu............ 9
2.3.2 Indikator Manajemen Mutu Rumah Sakit... 10
2.3.3 Pentingnya Manajemen Mutu di Rumah Sakit..... 11
BAB III Penutup.................................... 13
3.1 Kesimpulan................................... 13
3.2 Saran............................................. 13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tiap saat
masalah layanan kesehatan didiskusikan, tiga konsep selalu muncul. Konsep
tersebut adalah : akses, biaya dan mutu. Tentu saja akses mencakup akses fisik,
kreuangan, mental atau intelektual terhadap perawatan dan layanan kesehatan
yang tersedia. Namun, layanan yang disediakan dalam suatu institusi kesehatan
harus memiliki karakteristik tertentu, disamping persoalan keterjangkauan dan
ketersediaan. Karakteristik itu harus mencakup elemen dan karakteristik mutu.
Elemen kepuasan konsumen merupakan yang terpenting. Jika konsumen tidak puas
dengan layanan yang diberikan, dia tidak akan mencari layanan itu atau
menerimanya, walaupun layanan tersebut tersedia, mudah didapat dan mudah dijangkau.
Oleh karena itu, mutu layanan yang ditawarkan merupakan hal yang penting dalam
layanan kesehatan. Namun, mutu harus berasal dari perspektif konsumen karena
mutu layanan merupakan jasa yang diterima oleh konsumen layanan tersebut.
Jadi apa
sebenarnya mutu itu? Apakah sesuatu yang luar biasa? Apakah sesuatu yang
terbaik? Belum tentu demikian. Mutu dapat berarti suatu cara sederhana untuk
meraih tujuan yang diinginkan, dengan cara yang paling efisien dan efektif,
dengann penekanan untuk memuaskan pembeli atau konsumen. Mutu tidak selalu
berarti cara yang paling mahal untuk melaksanakan segala sesuatu. Sebaliknya,
mutu merupakan sebuah kebutuhan untuk melakukan efisiansi dan penghematan
biaya. Mutu tidak harus berupa layanan atau barang-barang yang mahal. Namun,
mutu merupakan sebuah produk atau layanan yang memadai, mudah dijangkau,
efisien, efektif, dan aman sehingga harus terus-menerus divaluasi dan
ditingkatkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka
didapatkan beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Gugus Kendali Mutu?
2. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen Mutu (Quality
Management)?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai didalam penyusunan
makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Gugus Kendali Mutu.
2. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Mutu (Quality
Management)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Mutu
Pelayanan Kesehatan
Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi (Azrul Azwar, 1996).b) Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputu, pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk pelayanan dokter, karyawan (Mary R. Zimmerman).
2.2
Pengeertian
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu (GKM) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Quality Control Circle (QCC) adalah suatu kegiatan dimana sekelompok karyawan yang bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam mengupayakan pengendalian mutu (kualitas) dengan cara mengidentifikasikan, menganalisis dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).
Alat-alat pengendalian Mutu (QC Tools) tersebut biasanya disebut
dengan QC 7 Tools yang diantaranya adalah terdiri dari :
·
Pareto
Chart
·
Cause
& Effect Diagram (Fishbone Diagram)
·
Scatter
Diagram (Diagram Tebar)
·
Control
Chart (Peta Kendali)
·
Check
sheet (Lembar Periksa)
·
Histogram
·
Stratifikasi
Quality Control Circle
(QCC) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ini pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli pengendalian mutu (kualitas) yaitu Prof. Kaoru Ishikawa pada tahun
1962 bersama dengan Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE).
Perusahaan pertama yang menjalankan konsep Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah
Nippon Wireless and Telegraph Company pada tahun 1962. Tujuan
utama dari Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu ini adalah
untuk membahas permasalahan yang terjadi di perusahaan dan memberikan
rekomendasi solusi-solusi terhadap pemecahan masalah tersebut kepada pihak
Manajemen. Masalah-masalah yang dibahas adalah masalah-masalah yang berkaitan
dengan pekerjaan seperti Produk, Biaya, Waktu, Persediaan, Keamanan, Kesehatan
dan Keselamatan kerja.
Adapun ciri-ciri gugus kedali mutu adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Untuk meningkatkan
komunikasi, terutamaantara karyawan lini dengan manajemen.
b. Mencari dan memecahkan
masalah
2. Organisasi
a. GKM terdiri atas
seorang kepala dengan delapan sampai sepuluh karyawan yang berasal dari satu
bidang pekerjaan.
b. Gugus juga mempunyai
seorang koordinator dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan
gugus.
3. Latihan
Latihan formal dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya
merupakan bagian dari pertemuan gugus.
2.2.1
Langkah-Langkah Aktual Pembentukan GKM
Crocker
et al. (2004) memaparkan secara ringkas langkah-langkah actual dalam proses
pelaksanaan GKM, terdiri dari meminta bantuan konsultan dari luar, memperoleh
komitmen, membentuk struktur Gugus, dan menempatkan program dalam tempat yang
tepat, yang akan diuraikan sebagai berikut :
1. Konsultan dari Luar
2. Memperoleh Komitmen
3. Membentuk Struktur
Gugus
4. Menempatkan Program
dalam Tempat yang Tepat
Adapun
Tahap-tahap pembentukan GKM secara garis besar terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut :
(1) persiapan, pengenalan,
dan sosialisasi
Persiapan, Pengenalan,
dan Sosialisasi Langkah awal dalam pembentukan GKM adalah melakukan persiapan
dengan dengan meminta bantuan konsultan dari luar perusahaan, yaitu Wahana
Kendali Mutu (WKM) dalam mengadakan pelatihan dan memberikan konsultasi
mengenai kendali mutu.
(2) pembuatan struktur dan
prosedur
Unsur-unsur organisasi
dalam pengelolaan GKM terdiri dari fasilitator, ketua gugus, dan notulis atau
sekretaris, sedangkan steering comittee adalah Sekretariat OP&M.
(3) pelaksanaan,
Proses kerja GKM
terdiri diawali dengan memilih pimpinan GKM, untuk tahap pertama dipilih
pimpinan formal sebagai pimpinan GKM. Selanjutnya, dilakukan identifikasi
masalah di tempat kerja, kemudian mengevaluasi dan memilih tema yang sederhana
dan periode penyelesaian singkat. Pertemuan secara berkala juga diselenggarakan
untuk memecahkan masalah dengan teknik-teknik yang ada
(4) pembudayaan.
Budaya kerja merupakan
bagian dari budaya korporat. Sasaran dan tujuan akhir adanya kegiatan GKM di
Pertamina UP IV bukan semata-mata pada efisiensi biaya dan peningkatan
keuntungan, tetapi lebih ditekankan pada peningkatan budaya kerja
2.2.2
Mekanisme Kerja GKM
GKM
menangani berbagai macam masalah yang melalui beberapa tahapan. Masalah
tersebut satu demi satu ditangani melalui tahap yang berkelanjutan, (Chandra et
al., 1991) yakni :
(1) pengumpulan
masalah,
(2) pemilihan masalah,
(3) analisis masalah,
(4) pemecahan masalah,
(5) presentasi
manajemen,
(6) implementasi,
(7) peninjauan ulang
dan tindak lanjut
Adapun Tahapan-tahapan
proses pemecahan masalah dalam Gugus Kendali Mutu (GKM) diantaranya adalah :
1. Mengumpulkan masalah yang berkaitan
dengan pekerjaan
2. Memilih dan menetapkan prioritas
masalah yang akan diselesaikan
3. Menetapkan Target untuk Masalah yang
akan diselesaikan
4. Menyusun rencana kegiatan pemecahan
masalah
5. Merekomendasikan Solusi atau Rencana
Pemecahan masalah kepada Manajemen Perusahaan
6. Melaksanakan dan menerapkan Tindakan
Pemecahan masalah yang telah disetujui oleh Manajemen Perusahaan
7. Monitoring and Evaluasi hasil
Pelaksanaan
8. Melakukan Standarisasi
2.2.3
Manfaat
Gugus Kendali Mutu
Penerapan GKM secara
konsisten pada perusahaan khusunya rumah sakit akan sangat bermanfaat bagi
semua pihak, antara lain :
·
Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah
·
Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya
·
Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target
·
Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
·
Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
·
Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
·
Peningkatan kepuasan kerja
·
Pengembangan tim (gugus kendali mutu)
2.3
Pengertian Manajemen Mutu
Di era industrialisasi yang semakin ketat dan kompetitif seperti
sekarang ini, menurut Gaspersz (2008:3) setiap pelaku bisnis yang
ingin memenangkan kompetisi/pertandingan dalam dunia industri akan memberikan
perhatian penuh terhadap mutu.
Nasution (2005:21)
menegaskan hanya perusahaan yang dapat menghasilkan mutu barang atau jasa yang
sesuai dengan tuntutan pelanggan dapat memenangkan persaingan tersebut.
Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan
global menurut Tjiptono dan Diana (2003:10)
yaitu dengan melakukan upaya/usaha perbaikan yang berkesinambungan terhadap
kemampuan manusia, proses, serta lingkungan, melalui penerapan manajemen mutu.
Berdasarkan hasil studi mengenai keberhasilan
perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang berhasil mengembangkan konsep
mutu dalam perusahaan, menurut Gaspersz
(2008:4) lahirlah apa yang disebut sebagai Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM).
Sedangkan Purnama
(2006:51) mengemukakan TQM ( Management
Mutu) ialah sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan
filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus
terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan
kualitas yang berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan konsumen
secara total dan terus-menerus.
Gaspersz (2008:266)
mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah pendekatan manajemen sistematik
yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, dan pasar melalui kombinasi
antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan
peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktivitas, dan kinerja lain
dari perusahaan.
Manajemen
mutu dapat dianggap memiliki tiga komponen
utama: pengendalian mutu, jaminan mutu dan
perbaikan mutu. Manajemen mutu berfokus tidak hanya pada mutu produk, namun
juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan
pengendalian terhadap proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
2.3.1
Prinsip – prinsip Manajemen Mutu
Prinsip-prinsip
Manajemen Mutu dapat digunakan sebagai dasar untuk membimbing organisasi dalam
meningkatkan performanya.Prinsip-prinsip ini senantiasa dikembangkan dan
diperbarui oleh para ahli internasional ISO, yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar manajemen mutu ISO.
Tujuh prinsip manajemen mutu adalah:
1 – Customer Focus (Fokus kepada Pelanggan)
2 – Leadership (Kepemimpinan)
3 – Engangement of People (Keterlibatan orang/masyarakat)
4 – Process Approach (Pendekatan proses)
5 – Improvement (Peningkatan)
6 – Evidence base decision making (Pengambilan keputusan berbasis bukti)
7 – Relationship Mangement (Manajemen Hubungan)
2.3.2
Indikator
Manajemen
Mutu Rumah Sakit
Indikator manajemen
mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut.
Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk
melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan
dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang. Jenis-jenis
Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit:
A.
Indikator Pelayanan Non Bedah, terdiri dari:
1.
Angka Pasien dengan Dekubitus;
a)
Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus.
b)
Angka Kejadian penyulit/infeksi karena Transfusi Darah.
c)
Angka Ketidak Lengkapan Catatan Medis.
d)
Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat.
2. Indikator Pelayanan,
yang terdiri dari
a)
Angka Infeksi Luka Operasi.
b)
Angka Komplikasi Pasca Bedah.
c)
Waktu tunggu sebelum operasi effektif.
d)
Angka Appendik normal.
3. Indikator Ibu Bersalin
dan Bayi, terdiri dari
a)
Angka Kematian Ibu karena Eklampsia Kasus Rujukan dan Bukan
Rujukan.
b)
Angka Kematian Ibu karena Perdarahan Kasus Rujukan dan Bukan
Rujukan.
c)
Angka Kematian Ibu karena Sepsis Kasus Rujukan dan bukan
Rujukan.
d)
Angka Kematian Bayi dengan BB Lahir <= 2000 gram Kasus
Rujukan dan Bukan Rujukan.
4.
Indikator Mutu Pelayanan Medis
a)
Angka infeksi nosokomial
b)
Angka kematian kasar (Gross Death Rate)
c)
Kematian pasca bedah
d)
Kematian ibu melahirkan ( Maternal Death Rate-MDR)
e)
Kematian bayi baru lahir (Infant Death Rate-IDR)
f)
NDR (Net Death Rate di atas 48 jam)
g)
ADR (Anasthesia Death Rate)
h)
PODR (Post Operation Death Rate)
i)
POIR (Post Operative Infection Rate)
5.
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS
A.
Unit cost untuk rawat jalan
a.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien
b.
Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya
B.
Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri dari
1
Jumlah dan pesentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak PS
dengan asal pasien :
2
Jumlah pelayanan dan tindakan medic
3
Jumlah tindakan pembedahan
4
Jumlah kunjungan SMF spesialis
5
Pemfaatan oleh masyarakat
6
Contact rate
7
Hospitalization rate
8
Out patient rate
9
Emergency out patient rate
Mutu pelayanan medis
dan kesehatan di RS sangat erat kaitannya dengan manajemen RS (quality of
services) dan keprofesionalan kinerja SMF dan staf lainnya di RS (quality
of care). Keduanya merupakan oucome dari manajemen manjaga mutu di RS (quality
assurance) yang dilaksanakan oleh gugus kendali mutu RS. Dalam hal ini,
gugus kendali mutu dapat ditugaskan kepada komite medik RS karena mereka adalah
staf fungsional (nonstruktural) yang membantu direktur RS dengan melibatkan
semua staf SMF RS.
2.3.3
Pentingnya
Manajemen Mutu di Rumah Sakit
Beberapa hal yang dimaksud adalah produk,
pelayanan, proses pelaksanaan, dan juga proses manajemen dari proyek itu
sendiri. pentingnya beberapa aspek tersebut, maka dalam melakukan manajemen
mutu harus memperhatikan hal-hal tersebut. Ingat, jika perusahaan tidak memperhatikan
beberapa aspek tersebut dengan baik, maka bisa jadi manajemen kualitas yang
anda terapkan tidak maksimal. Produk misalnya, bagaimanapun juga kualitas
produk adalah hal utama yang harus diperhatikan. Tanpa kualitas maka produk
yang dipasarkan tidak akan mendapatkan respon positif. Akibatnya produsen
mungkin akan mengalami kerugian. Sedangkan untuk pelayanan yang dimaksud adalah
proses sebisa mungkin efesien dan efektif dalam hal penanganan pasien di rumah
sakit.
Pentingnya peran quality management dalam
suatu perusahaan memang mempunyai peran yang sangta besar dalam mendukung
eksistensi layanan itu sendiri. Dengan
kualitas yang selalu terjaga maka langkah ini akan menjadi solusi yang bagus
untuk mempertahankan suatu organisasi khususnya rumah sakit. Karena
bagaimanapun juga tanpa adanya kualitas, maka eksistensi rumah sakit akan
terancam. Apalagi kondisi ekonomi yang cukup sulit didukung dengan tingginya
persaingan bisnis, maka tanpa upaya yang sungguh-sungguh perusahaan akan sulit
untuk bertahan. Cepatnya arus teknologi yang terus mengalir, memang
mengharuskan para pelaku bisnis untuk terus berinovasi dan memeprtahankan eksistensi
mereka melalui quality management.
Mempertahankan kualitas layanan rumah sakit
merupakan upaya untuk mempertahankan posisi yang strategis dalam persaingan
bisnis. Jadi, jika anda meninginkan bisnis yang sukses jangan pernah
meninggalkan untuk memperhatikan quality management dan menerapkannya secara
maksimal.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka
didapatkanlah beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya mutu pelayanan
rumah sakit menyangkut kepuasan pelanggan dimana terpenuhinya standar dan
bahkan melebihi harapan dari seorang pelangaan.
2.
Gugus Kendali
Mutu (GKM) adalah suatu kegiatan dimana sekelompok karyawan yang
bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam mengupayakan
pengendalian mutu (kualitas) dengan cara mengidentifikasikan, menganalisis dan
melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan
dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).
3.
Manajemen mutu dapat
dianggap memiliki tiga komponen utama: pengendalian mutu, jaminan mutu dan perbaikan mutu.
Manajemen mutu berfokus tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk
mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap
proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
3.2 SARAN
Untuk memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen sebaiknya rumah
sakit tetap konsisten untuk menjaaga mutu pelayanan kesehatannya baik itu
menyangkut gugus kendali mutu ataupun manajemen mutu dari rumah sakit itu
sendiri sehingga eksistensi rumah sakit tetap bisa dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
· Source From Google
Baca Juga Makalah Logistik Sistem Penyimpanan Persediaan Medis dan Non Medis di Rumah Sakit
Semoga Bisa menjadi refrensi untuk pembaca.
Makalah Gugus Kendali Mutu, Gugus Kendali Mutu, Pentingya Gugus Kendali Mutu
Berkomentarlah dengan positif dengan bahasa yang sopan dan no-spam