Ogoh-Ogoh Di Desa Seraya Tahun 2017, Menyambut Nyepi Caka 1939. Selamat
malam sobat sedharma…. Walaupun cuaca mendung dan gerimis mengundang kayak
gini, enaknya ditemani secangkir kopi hangat hehehe:-D
Rahajeng Rahina Nyepi caka 1939 |
Dalam
rangka menyambut hari raya Nyepi caka 1939 yang jatuh esok hari, saya mau berbagi
sedikit catatan hasil hunting hari ini. Dengan berbekal tekad dan rasa semangat
memperkenalkan budaya dan tradisi yang dimiliki desa tercinta yaitu Desa Seraya,
jadi saya akan mengulas sedikit cerita manis mengenai Ogoh-ogoh di Desa Seraya tahun 2017 kali
ini. Artikel ini sudah saya rancang sejak beberapa hari sebelum Nyepi disela
kesibukan kuliah di rantauan.
Nyepi adalah hari raya suci umat Hindu yang dirayakan
setiap tahun baru saka (satu tahun sekali). Pada hari raya Nyepi ini umat Hindu
melakukan Tapa Bratha Penyepian. Nyepi diakui secara nasional makanya hari raya
Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia. Di tahun 2017 ini hari
raya Nyepi jatuh pada hari Selasa, 28 Maret 2017.
Bagi
sebagian masyarakat mungkin Ogoh-ogoh hanyalah sebuah patung raksasa yang
dibuat saat upacara Pengerupukan sehari sebelum hari raya Nyepi. Sedangkan menurut Wikipedia: Ogoh-ogoh merupakan seni patung dalam kesenian Bali yang menggambarkan
kepribadian Bhuta Kala. Dilihat dari
pengertian itu maka adanya ogoh-ogoh tidak semata-mata untuk hiburan saja
melainkan sebai suatu symbol bhuta kala yang dituangkan dalam bentuk seni yang
terampil.
Lalu apa sih hubungan nyepi dengan
Ogoh-ogoh??
Sebenarnya
ogoh-ogoh tidak ada kaitannya secara langsung dengan hari raya Nyepi, hal
tersebut penulis dapatkan dari berbagai sumber dan lontar-lontar dimana
Ogoh-ogoh tidak mutlak harus dibuat sebagai sarana upacara saat hari raya
Pengerupukan. Ogoh-ogoh sendiri baru muncul pada tahun 80-an karena adanya
spontanitas dan kreativitas dari
masyarakat dan kalangan remaja umat Hindu untuk menyemarakan upacara
Pengerupukan. Biasanya Ogoh-ogoh dibuat oleh Sekaa Truna Truni (STT) bersama
dengan masyarakat di banjar masing-masing.
Saat
ini Ogoh-ogoh sendiri selain menjadi symbol bhuta kala pada upacara
Pengerupukan, Ogoh-ogoh juga bisa menjadi daya Tarik wisatawam untuk
menyaksikan sebuah kreativitas seni budaya umat Hindu di Bali walaupun tak
dipungkiri juga hal yang sama dapat berlaku bagi umat Hindu yang berada di luar
Bali.
Lalu bagaimana dengan perkembangan
Ogoh-ogoh di Desa Seraya?
Dilihat
dari beberapa tahun kebelakang, di Desa Seraya sudah menunjukan kreativitas
yang cukup baik. Antusiasme masyarakat dan generasi muda yang secara kompak bekerjasama
sudah bagus. Mungkin yang sering menjadi kendala adalah ketersediaan anggaran
yang mamadai untuk menciptakan karya Ogoh-ogoh yang berkualitas, akan tetapi
semua itu tidak menghalangi inovasi mereka untuk tetap berkarya dan
menghasilkan sesuatu yang memiliki seni tinggi. Terbukti dengan beberapa kali
kemeriahan upacara Pengerupukan sudah terlewati. Tentu harapan kedepannya bisa
lebih baik lagi, wadah untuk menampung kreativitas generasi muda bisa tersedia
dengan baik.
Penulis
juga sempat bertanya kepada beberapa muda-mudi dari berbagai banjar yang
terlibat dalam kegiatan pengerupukan tersebut dan hampir 90% memberikan argumen
yang sama
“yang
sering menjadi kendala adalah kondisi dimana banyaknya remaja Seraya yang berdomisili di luar daerah
sehingga tangan-tangan kreatif jadi berkurang kemudian ditambah dengan
ketersediaan biaya yang dirasa masih kurang sehingga kami harus pintar2
mengelola biaya yang ada agar hasil karya yang dihasilkan memang bagus” .
“semoga kedepannya karya kami bisa lebih
bagus lagi, dan bisa menginspirasi generasi muda lainnya” .
Jadi
sudah bisa kita simpulkan bahwa yang menjadi dasar yang kuat adalah biaya dan keterampilan. Dua hal ini
sangat sulit dipisahkan, sehingga melalui artikel ini penulis juga berharap
semoga kedepannya banyak pihak yang bisa berpatisipan didalam kegiatan ini baik
secara material ataupun moril.
Penulis ingin
membagikan bagaimana sih hasil karya ogoh-ogoh di masing-masing banjar yang
diprakarsai oleh Sekaa Truna Truni (STT) bersama masyarakat Desa Seraya di
masing-masing banjar (Editing by Wijana Photography). Berikut Deretan Karya
Ogoh-ogohnya:
1.Ogoh-ogoh
STT TATWAMASI PRASADHA JAGADHITA, Br. Kaler, Desa Seraya Tengah
Karya : STT TATWAMASI PRASADHA JAGADHITA
Taken By: I Made Wardika
2. Ogoh-ogoh
STT YASA KERTI, Br. Gambang, Desa Seraya Tengah
Karya : STT YASA KERTI
Taken By: Sintya Dewi and STT YASA KERTI
3.Ogoh-ogoh
STT ISWARA PAUMAN, Br Pauman, Desa Seraya Tengah
Karya : STT
ISWARA PAUMAN
Taken By: Emi Wulandari
4.Ogoh-ogoh
STT SATYA BHUWANA, Br Tenggang, Desa Seraya Tengah
Karya:
STT SATYA BHUWANA
Taken
By: adex.yanti on Instagram
5.Ogoh-ogoh
STT MEKAR BHUANA, Br Delod Sema, Desa Seraya Tengah
Karya:
STT MEKAR BHUANA
Taken
By: Kawan-kawan STT MEKAR BHUANA.
6.Ogoh-ogoh
Br. Pejongan, Desa Seraya Tengah
Karya: STT Br Pejongan
Taken By: On Facebook
7.Ogoh-ogoh
STT RWABHINEDA, Br Ijo Gading, Desa Seraya Tengah
Karya: STT. RWABHINEDA
Taken By: Suandarini
8.Ogoh-ogoh
STT BHINA KUMARA SHANTI, Br. Celagi, Desa Seraya Tengah
Karya: STT. BHINA KUMARA SHANTI-KAUNG DUROK
Taken By: Wijana Photography
9.Ogoh-ogoh
STT BENA WERDHI, Br. Bena Sari, Desa Seraya Tengah
Karya: STT BENA WERDHI
Taken By: Yan Ari
10.Ogoh-ogoh
STT YEH X, Br Yeh kali, Desa Seraya Tengah
Karya: STT YEH X//RAMPES
Taken By: Wijana Photography
11.Ogoh-ogoh
STT YOWANA BHAKTI, Br. Taman,Desa Seraya Tengah
Karya: STT YOWANA BHAKTI
Taken By: Ni Wayan Sutri Merayanti
12.Ogoh-ogoh
STT DHARMA SATYA, Br CagBalung, Desa Seraya Tengah
Karya: STT. DHARMA SATYA
Taken By: Edi Saputra and Agus Suputrayasa
13.Ogoh-ogoh
STT DWI SEMAYA,Br Belubuh, Desa Seraya Tengah
Karya: STT DWI SEMAYA
Taken By: Dewi Julianti
14.Ogoh-ogoh
STT DHARMA BHAKTI, Br Kangin, Desa Seraya Timur
Karya: STT DHARMA BHAKTI
Taken By: I Kadek Asa
Nah itu tadi beberepa
gambar mengenai hasil karya ogoh-ogoh dimasing-masing banjar. Dari beberapa
gambar tersebut dapat kita lihat dan amati bahwasanya hampir kebanyakan bentuk
ogoh-ogohnya rakasasa menyerupai Sang Bhuta Kala. Dengan harapan semoga
sifat-sifat buruk dalam diri kita bisa senantiasa melebur dalam arak-arakan
ogoh-ogoh tersebut.
Penulis
mohon
maaf jika gambar yang di upload kurang lengkap.
Penulis
juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu didalam
penulisan artikel ini sehingga artikel ini bisa penulis selesaikan dengan baik,
diantaranya:
- Fotografer Ogoh-ogoh di masing-masing STT. Banjar Desa Seraya
- Kontribusi Teman-teman relawan.
Sebelumnya penulis
mengucapkan “Selamat hari raya Nyepi caka
1939 tepatnya pada hari selasa 28 Maret 2017 kita umat Hindhu sedharma akan
melaksanakan Tapa Bratha Penyepian. Semoga sifat buruk dalam diri kita melebur
bersama dengan heningnya suasana Nyepi dan semua diantara kita bisa
instrospeksi diri kearah yang lebih baik serta apa yang menjadi tujuan hidup
kita bisa mendapat restu dari Ida Sang Hyang widhi Wasa”.
Demikian postingan saya
hari ini, mohon maaf jika ada tulisan yang kurang berkenaan karena tak ada gading yang tak retak, maka tak
ada pula manusia yang sempurna yang tak luput dari kesalahan. Jadilah pembaca
yang bijak, hilangkan mental plagiat dan hargai hasil karya orang lain. Jangan
meng-copy paste artikel ini tanpa menyertakan link aslinya.
Terima kasih……..!!!
Ogoh-Ogoh Desa Seraya
2017, Ogoh-Ogoh Seraya, Ogoh-Ogoh 2017, Pawai Ogoh-Ogoh Seraya, Ogoh-Ogoh
terbaik Seraya, Kreativitas Remaja Seraya, Seraya Ogoh-Ogoh festival, Wisata
Ogoh-Ogoh Seraya, Wisata Seraya, Ogoh-Ogoh STT Seraya, Seraya Tengah, Seraya
Barat, Seraya Timur, Tradisi Ogoh-Ogoh Seraya, Ogoh-Ogoh Nyepi, Pengrupukan
Ogoh-Ogoh Seraya, 2017 Ogoh-Ogoh in Seraya Vilage, Seraya Vilage.
Berkomentarlah dengan positif dengan bahasa yang sopan dan no-spam